Kebiasaan buruk pada anak kecil adalah hal yang tidak bisa orangtua sepelekan.
Pasalnya, ini bisa berubah menjadi masalah serius di kemudian hari. Dengan pola pikir ini, penting bagi orangtua untuk mewaspadai tanda-tanda peringatan dan perlu turun tangan tepat pada waktunya untuk menghentikan kebiasaan buruk yang dilakukan anak.
Ingat, anak-anak meniru perilaku orang di sekitar mereka. Jika anak-anak menghabiskan seluruh waktunya di sekitar orang-orang dengan kebiasaan buruk, mereka juga akan mengikutinya.
Beberapa kebiasaan buruk pada anak kecil dapat berdampak langsung pada kesehatan. Berikut ini contoh kebiasaan buruk anak yang harus dihentikan!
1. Pola Makan Buruk
Makan junk food atau jajan sembarangan adalah kebiasaan buruk yang sangat umum saat ini. Faktanya, ada anak-anak yang tidak mau makan apapun kecuali fast food. Akibat dari kebiasaan, anak bisa alami obesitas dan tekanan darah tinggi.
2. Makan di Depan TV
Studi menunjukkan bahwa makan di depan televisi bisa menyebabkan penambahan berat badan. Otak anak yang terfokus pada acara TV favoritnya tidak menangkap pesan bahwa ia sudah kenyang. Sehingga menyebabkan makan berlebihan.
3. Ucapan dan Bahasa yang Kasar
Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat. Jika orang dewasa di rumah bicara kasar satu sama lain atau menggunakan bahasa yang buruk, anak akan mengadopsi kebiasaan ini, yang sulit untuk diperbaiki.
4. Main Komputer, Video Game dan TV Tanpa Batas
Teknologi dan waktu layar bisa berubah dari hobi menjadi kecanduan, bahkan dapat merusak kesehatan anak. Banyak anak tidak ingin bermain di luar karena mereka terjebak di dalam ruangan di depan komputer atau gadget mereka.
5. Mengisap Ibu Jari atau Mengupil
Terkadang anak-anak kecil mengisap ibu jari mereka dan tidak menggunakan dot. Ini adalah kebiasaan buruk yang muncul sejak dini, tetapi umumnya hilang dengan sendirinya.
6. Tidur Larut Malam
Anak kecil membutuhkan antara 11 dan 13 jam tidur setiap malam. Jika anak-anak tidak cukup istirahat, mereka akan mudah tersinggung, tidak fokus, lelah, dan lesu.
Penyebab Anak Tidak Bisa Tidur
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine Reviews, mencoba menguak kemungkinan penyebab anak tidak bisa tidur. Mencakup penelitian selama lebih dari 30 tahun, para peneliti mengidentifikasi 10 alasan terbesar masalah tidur yang terjadi pada anak-anak usia satu hingga 10 tahun.
1. Faktor Biologis
Ada dua alasan mengapa anak-anak mengembangkan masalah tidur yang berasal dari faktor biologis mereka, yaitu temperamen dan usia. Temperamen, atau watak, adalah kepribadian yang dimiliki seseorang.
Bayi yang tampak lebih rewel atau mudah tersinggung akan kesulitan merespons perubahan dan mungkin tidak mudah beradaptasi. Bayi dengan tipe temperamen seperti ini kemungkinan besar akan mengalami masalah tidur di masa kanak-kanak.
Seiring bertambahnya usia anak, mereka cenderung tidak mengalami masalah tidur. Ini mungkin karena otak mereka dapat mengelola proses yang diperlukan untuk menenangkan diri di malam hari dengan lebih baik, atau karena mereka lebih mandiri dalam rutinitas sebelum tidur.
2. Faktor Psikologis
Peneliti menemukan enam alasan psikologis anak-anak mengembangkan masalah tidur. Tiga di antaranya terkait dengan bagaimana anak-anak bertindak dan merasa, dan tiga lainnya terkait dengan interaksi keluarga. Anak-anak dengan rutinitas waktu tidur yang konsisten cenderung mengalami lebih sedikit masalah tidur dibandingkan mereka yang rutinitasnya tidak konsisten.
Anak-anak dengan masalah kesehatan mental cenderung memiliki lebih banyak masalah tidur, meskipun tidak ada diagnosisnya. Ada dua kelompok masalah yang terkait dengan masalah tidur, yaitu masalah internal (seperti kecemasan dan depresi) dan masalah eksternal (masalah dengan mengikuti aturan dan fokus).
Cara anak-anak dan orang tua berinteraksi juga memiliki peranan penting. Pada malam hari, orangtua yang menemani anaknya hingga tertidur cenderung memiliki anak yang mengalami gangguan tidur. Sebab, orangtua menjadi isyarat agar anak tertidur. Jadi, ketika seorang anak terbangun di tengah malam dan ayah atau ibu tidak ada di sana, sulit baginya untuk kembali tertidur.
3. Faktor Lingkungan
Pertama, lebih banyak penggunaan gawai dikaitkan dengan lebih banyak masalah tidur. Ini terutama terjadi ketika anak-anak menggunakan gawai di kamar tidur mereka atau mendekati waktu tidur. Layar gawai dapat mencegah melatonin (hormon tidur) melakukan tugasnya, yaitu menyebabkan kantuk.
Bermain gawai juga dapat membuat pikiran anak-anak tetap waspada, terutama jika mereka sedang bermain game atau menonton acara yang menarik.